Jakarta-macet

Jakarta, Ah Jangan Lama – #Part1

Ini adalah perjalanan terjauh saya dipenghujung tahun 2012 ini. Jakarta, kota yang tidak menarik buat saya. Tapi, berhubung karena ada keperluan kantor yang didelegasikan kepada saya, jadi yaah, kesana saja. Sekalian untuk mencoba untuk tidak membenci ibukota ini. Kenapa bisa saya benci, atau merasa kalau Jakarta itu tidak menarik? Silahkan tonton di tv, atau baca artikel di media cetak atau internet. Jakarta bagi saya selalu identik dengan kemacetan, kriminalitas, dan hal-hal negatif lainnya. Plus banjir!

Tapi salah juga kalau saya berprasangka buruk tanpa langsung membuktikannya. Ini memang bukan kali pertama saya ke Jakarta. Tahun lalu saya juga sempat tapi hanya untuk sekedar transit dari dan ke Bandung. Maka dari itu, perjalanan ke Jakarta yang kedua ini lebih nyata daripada sebelumnya.

Tujuan utama ke Jakarta adalah untuk melakukan pembelian beberapa unit komputer, membeli sparepart plotter, dan mengambil 3 biji GPS yang diperbaiki. Ketiga poin utama ini berada ditempat yang berbeda-beda. Dan you know lah, saya belum pernah keliling Jakarta sebelumnya, jadi bisa dibayangkan betapa ruwetnya perjalanan ini. But, that’s OK.

Jakarta-macet
Jakarta, Tentu Saja!

Berangkat dari Makassar, 28 Desember 2012 pagi, dan harus pulang sehari setelahnya adalah waktu yang cukup mepet untuk menyelesaikan ketiga item dalam to-do list tadi. tentu saja saya dan Ewink yang berangkat harus pandai mengatur waktu. Dan sejak tiba di Cengkareng,  kami langsung ingin bergerak secepat mungkin. Tapi, eits.. tunggu… makan dulu!

Saya dan Ewink belum lama berkenalan. Dia adalah adik kandung bos di tempat saya bekerja. Tidak butuh waktu lama untuk bisa “klop” dengan dia. Ewink orang nya juga simple dan tidak neko-neko. So, tidak banyak kendala soal komunikasi.

Tujuan pertama kami adalah mengambil 3 GPS kami yang diperbaiki di Datascrip, yang letaknya di Jl. Selaparang Blok B-15 Kav.9 Kompleks Kemayoran. Jaraknya cukup jauh dari bandara Cengkareng. Waktu itu kami menyewa sebuah mobil Avanza dengan biaya 100 ribu rupiah. Pak sopir sebenarnya tidak tahu letak Datascrip yang kami maksud dimana, dan dengan bantuan GPS HandPhone saya dan bertanya ke satpam dan pengguna jalan lain, akhirnya sampai juga. Waktu shalat Jum’at pun menjelang.

Cukup lama kami di Datascrip, karena pak Cahyo yang mengurusi GPS tadi butuh waktu lama untuk konfigurasi setting GPS nya. Waktu terus berjalan. Dan kami masih punya dua item yang harus kami selesaikan. Kurang lebih pukul 3 sore lewat, kami segera meninggalkan gedung Datascrip, dan mencari sparepart untuk plotter HP Designjet 500 plus yang ada di kantor kami di Makassar.

Ada dua alamat untuk mencari tahu keberadaan sparepart tersebut. Yang pertama adalah HP Service Centre di Menara Danamon Lt. 25 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4/6. Butuh waktu lama untuk menemukan tempat ini, dan biaya taxi 100 ribu. Dan setelah sampai di TKP, ternyata alat yang kami cari tidak tersedia disana. Segera kami menuju ke alternatifnya, di HP Akira Data di jl. Persada Raya No. 43, Tebet, Jakarta Selatan. Dan perjalanan tentu saja macet!

Meskipun letaknya dalam lorong, tapi dapat lokasinya lebih cepat dari pada ke Menara Danamon yang lebih besar. Beberapa kali saya menghubungi bos untuk memastikan alat yang kami cari. Ternyata belt yang kami maksud sudah tidak diproduksi lagi, alias stoknya sudah tidak ada. Alright, yang jelas kami sudah konfirmasikan kepada bos bahwa alat tersebut sudah discontinue produksinya.

Setelah itu, kami mencari hotel untuk beristirahat. Karena esoknya kami harus membeli beberapa unit komputer. Biaya taxi dari menara Danamon ke HP Akira Data dan hotel Borobudur tempat kami menginap sebesar 150 ribu rupiah.

Check this out: Jakarta Jangan Lama #Part2

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.