Sepeda Malam

Dua malam terakhir ini saya pulang ke flat dimalam hari dengan naik sepeda. Cuacanya dingin, angin kencang dan hujan. Sebenarnya saya lebih senang naik tram dengan kondisi seperti ini, tapi berhubung karena besok mau pakai sepeda, dan demi menghemat cadangan Euro yang masih tersisa di rekening, saya memilih untuk naik sepeda saja.

Lumayan juga pengeluarannya kalau sehari bisa menghabiskan paling tidak 3 Euro untuk naik tram. Maka dari itu, dengan adanya sepeda, dan selagi cuaca masih belum sangat parah dinginnya, sebisa mungkin saya harus mengurangi bepergian dengan tram. Bulan kemarin saja jumlah pengeluaran saya hanya untuk naik tram sekitar 100 Euro, kalo dirupiahkan hampir satu setengah juta rupiah. Lumayan kan?

Kembali ke sepeda tadi, bersepeda dengan keadaan cuaca seperti ini dimalam hari memang tidak disarankan. Tapi ada satu hal yang bikin saya sampai mau naik sepeda dengan cuaca dingin, hujan dan angin kencang seperti ini. Tantangannya, guys! Saya “tergoda” dengan tantangan seperti ini. Kalau dulu pernah bersepeda puluhan kilometer dengan berbagai medan di Indonesia, kenapa tidak saya mencoba hal yang baru disini, di Rotterdam? Dan ternyata, tidak separah yang saya bayangkan, bahwa ini akan sangat dingin, tidak separah itu. Malah bisa dikatakan kalau saya menikmati perjalanannya. Yang pasti harus pakai jaket yang tahan angin, syal dan sarung tangan.

By the way, settingan cuaca seperti ini membuat saya jadi ingat beberapa film. Seperti Dare Devil dan Pacific Rim. Sama-sama banyak adega di saat malam, hujan dan berangin. Hanya saja bedanya film tersebut bukan film tentang cyclist seperti Premium Rush. Kalian pasti tahu. 🙂

Sudah dulu, selamat bermalam minggu :-Dan
(30 menit menjelang hari Minggu)

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.