skala-prioritas

Saat Dimana Tidak Ada Prioritas (Galau ?)

Ini memang zaman yang aneh. Aneh dalam artian yang tidak jelas. Begitu juga dengan saya. Kukatakan padamu kawan, bahwa sesuatu yang tidak jelas itu pasti aneh, dan sesuatu yang aneh itu adalah unik, dan sesuatu yang unik itu adalah menarik. Paham? Keanehan dalam kehidupan sehari-hari saya salah satu nya adalah hampir tidak adanya skala prioritas. Sorry, yang saya maksud adalah skala prioritas yang kadang tidak berlaku bagi saya.

Contoh pastinya adalah tentu saja dalam hal perkuliahan. Sudah tahu ada tugas yang urgent, malah tidak saya kerjakan. Oh Tuhan, hidup ini indah. Indah dengan meninggalkan suatu hal yang tidak menyenangkan. It’s so something! (sesuatu banget!) 😉 ….. Dosen pernah menyarankan saya untuk menentukan skala prioritas untuk mengatasi masalah saya dibidang akademik. Maklum, saya adalah mahasiswa yang “pernah” menyandang status ber IPK jongkok. :mrgreen:

skala-prioritas
Bukan Ilustrasi

Sebenarnya skala prioritas itu tetap menjadi salah satu pertimbangan saya dalam memutuskan sesuatu. Tapi entah kenapa kalau menyangkut soal penyelesaian tugas kuliah, saya kesulitan menerapkannya. Dan karena itu, saya sering mendapat masalah. Dan hidup semakin berwarna karena ada masalah.

Oh iya, tadi siang saya asistensi laporan Kerja Praktek Profesi dengan dosen, dan alhamdulillah saya tidak mendapat coret dari beliau, tapi beberapa bagian masih harus diperbaiki. Mahasiswa lain mungkin akan segera memperbaiki laporannya, mengingat deadline tinggal dua hari lain. Tapi disini lah “keistimewaan” saya. Saya sama sekali belum memulainya. Malah asyik online dan blogging. Masya Allah, dosa apa lagi yang saya lakukan!

Saya kadang bertanya dalam diri saya. Apakah ini termasuk dalam kategori kegalauan? Kata anak-anak begitu. Kata “galau” ini sedang trend saat ini, meskipun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan yang dimaksudkan. Contoh, misalnya: “sepertinya saya tidak akan makan malam ini, tidak ada selera makan” si B membalas, “mungkin kamu sedang galau”. Alamak…. 😳

Apakah, kekurangan saya yang kadang tidak bisa menentukan skala prioritas ini memang betul-betul murni karena kegalauan? Kalau iya, letak nya dimana? Dan kalau tidak, Alhamdulillah.

Mudah-mudahan tugas kuliah saya bisa segera fix. Setelah memposting tulisan ini saya akan mengeksekusinya. 🙂

See ya!

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.