Salto-air

Salto Lagi

Berenang di kolam renang memang asik, coy. Paling tidak sebulan sekali saya ke kolam renang untuk ya, berenang lah. Kacamata renang sudah siap, tambah penutup kepala, biar rambut tidak terlalu banyak kena kaporit. Tiba-tiba beberapa anak masuk juga ke kolam renang, mereka saling mengadu nyali untuk ber salto. Tapi yang saya liat hanya satu orang diantara mereka yang  berani ber salto. Mulanya dia sedikit ragu untuk ber salto, mungkin karena saat itu saya melihatnya, jadi mungkin dia sedikit malu. Padahal saya sendiri sudah lama tak ber salto di kolam renang.

Wah, teringat lagi masa-masa SD dulu, waktu tetangga saya sering mengajak pergi berenang di kolam renang. Siapa yang tidak mau, transportasi ditanggung, karena tinggal nebeng mobil tetangga. Teman-teman seumuran saya yang laki-laki ikut semua, tidak lupa minta uang dulu sama mama. Sampai di kolam, buka baju dan langsung lompat ke kolam. Nama nya juga anak SD. Saya ingat sekali waktu itu, saya sangat senang ber salto di kolam. Bukan di kolam renang dewasa, yang dalamnya lebih dari 1 meter, tapi saya ber salto di kolam baby, kolamnya anak-anak kecil. Teman saya juga minta diajarkan untuk salto. Kuajar lah dia, cara nya begini. begini, dan begini. Intinya kalo mau salto, harus berani. Terus terang, dulu salto itu sangat menyenangkan.

Salto-air
Salto

Kembali ke masa sekarang. Saya yang melihat beberapa anak tadi yang saling beradu nyali untuk salto juga merasa terpancing. Berenanglah saya ke bagian kolam yang paling dalam. OK, ancang-ancang sudah diambil. Masa si bocah tadi bisa salto sedangkan saya yang lebih senior tidak berani. Tarik nafas….. lompat…. salto…… Horee….. ternyata kemampuan salto saya masih cukup bagus. Heheheh…. Kau liat itu, bocah! Kembali kepinggir kolam. Naik lagi, ambil ancang-ancang….. Kali ini salto kebelakang. Lari…. Iya…. Lompat…. Ups…. bukan salto, tidak ada gerakan membalikkan badan. Rupanya saya juga takut….. Dasar pecundang! Yang kulakukan hanya gerakan melompat kebelakang. Bukan salto.

Next, ah salto kedepan saja dulu. Perbaiki gerakan tadi, sekaligus pertajam nyali. Nafas siap, kali ini saya mengambil ancang-ancang lebih jauh. Lari…. Lompat…. Iya’…. Bukk…. Byuuurr…… Akhir nya saya jatuh ke kolam. Tetap dengan gaya salto. Pas kepala muncul kepermukaan, aduh…. kepala ku sakit. Kuraba bagian atas kepala ku, eh ada benjolan. Ternyata suara tadi benturan kepala ku dengan pinggiran kolam yang dilapisi marmer. Sakit juga… Benjolannya lumayan besar lah.

Saya jadi terbayang kanker di kepala. Aduh, jangan berfikiran parno, man. Biasanya saya pulang dari kolam renang menjelang maghrib, tapi kali ini saya pulang lebih cepat. Bagaimana mau berenang, kepala saja pusing sekali. Sempat berenang berapa kali dari pinggir kolam kepinggiran lain, dan mencoba menahan nafas. Tapi ah, saya pulang saja, waktunya recovery di rumah. Lagian dini hari nanti ada Big Match bertajuk El Clasico antara Real Madrid melawan Barcelona.

Sampai tulisan ini saya tulis, (dua hari kemudian) benjolan dikepala saya masih ada, sudah mendingan lah dari hari pertama. Pesan saya, kalau mau salto di kolam renang, posisi menentukan, jangan salah ambil ancang-ancang, paling tidak berani lah. Tapi ingat, resiko ditanggung sendiri. See ya!

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.