Sleeping-Buddha,-Songkhla

Thailand, Asik Juga

Perjalanan menuju Thailand cukup melelahkan (13 Oktober 2011). Sebelum sampai ke perbatasan Malaysia-Thailand, kami singgah dulu untuk “tandas” (buang air kecil). Toilet disana keadaannya lebih buruk dari yang pernah kami temukan sebelumnya. Baru kali itu kami membayar untuk menggunakan kamar mandi. Perjalanan sebelumnya kami tidak pernah dipungut bayaran oleh pihak pengelola toilet. Disana, selain singgah untuk buang air kecil, kami juga menukar uang, untuk keperluan di Thailand nantinya. Beberapa ringgit saya sisihkan untuk ditukarkan ke mata uang Thailand (Baht).

Check in di hotel

Kami check in di sebuah hotel di Hatyai, Songkhla. Nama hotel nya Hotel Hatyai Ambassador, sebuah hotel kelas menengah kalau saya lihat. Lumayan lengkap juga fasilitas nya. Hanya saja biaya untuk menggunakan akses internet hotel cukup mahal juga. Jauh lebih mahal dibanding di warnet-warnet di Indonesia.

Makan pertama!

Hore, akhirnya kami makan juga. Tapi, di Thailand tidak boleh makan di sembarang tempat (bagi orang muslim). Kami makan di sebuah warung makan muslim yang letaknya tidak jauh dari hotel. Bagaimana rasanya? Adduhh…. Aneh! Saya tidak terbiasa dengan makanannya. Tapi, yang namanya mahasiswa, apalagi kalau sudah lapar, pasti “disikat” juga.

Tempat pertama yang kami kunjungi di Thailand adalah sebuah tempat penjualan barang-barang kulit. Beberapa barang kulit nya bagus-bagus juga. Tapi saya tidakmembeli satu barang pun disana. Uang tidak mencukupi! Selain itu, kami jugapergi ke tempat jajan makanan. Kebanyakan yang dijual adalah kerupuk, ada juga kacang-kacangan. Disana saya Cuma membeli beberapa bungkus kacang goreng dalam kemasan. Rasanya enak juga.

Makanan paling enak selama perjalanan

Di Thailand, kami juga sempat makan di sebuah restoran seafood. Namanya, Ayam Goreng Decha & Seafood. Satu meja kami ber delapan. Makanan disajikan diatas meja, beberapa makanan dihangatkan dengan semacam kompor gas kecil diatas meja (saya tidak tau namanya apa?) baru dilihat, rasa nya sangat enak! Tidak sabar ingin mencobanya. Ada beberapa makanan yang disajikan, ada ayam goreng, cumi-cumi, udang, dan ikan. Hampir semua jenis makanan saya coba saat itu. Dan rasa nya? Subhanallaah… Enak sekali! Kalau tidak salah nama makanan nya adalah Tomyam. Makan di warung itu adalah yang paling enak selama KKL kami.

Next, Sleeping Buddha Sculpture

Perjalanan selanjutnya menuju patung Sleeping Buddha. Agak jauh juga. Ada banyak patung buddha disana. Dan yang paling menonjol adalah patung raksasa Buddha sedang berbaring. Patungnya berwarna emas, sama dengan beberapa patung lainnya. Tentu saja banyak aksi-aksi foto disana! Ada yang ber pose seperti sedang menyembah, dan ada pula yang meniru gaya sang Buddha yang berbaring.

Sleeping-Buddha,-Songkhla

Malam pertama di Thailand

Seperti biasa, kami mengatur giliran mandi dengan teman sekamar yang lain. Jumlah kami ber empat dalam satu kamar. Pemandangan dari  jendela hotel asik juga. Kami bisa melihat aktifitas penduduk lain dibawah sana. Beberapa toko berderet dari ujung ke ujung. Setelah semua selesai dengan urusan mandi. Kami makan lagi di warung tempat kami makan pertama kali di Thailand. Makananya lebih enak dibanding saat pertama kali kami makan disana. Lebih banyak jenis lauk yang dihidangkan. Semua harus antri sebelum makan.

Seteah makan, kami diarahkan ke pasar malam setempat. Kami menumpangi sebuah mobil pick-up, saudara-saudara! Rasa nya seperti segerombolan orang yang ingin nonton bola. Kurang lebih jumlah kami belasan diatas mobil itu. Teman-teman yang lain harus menunggu giliran selanjutnya. Kami diminta untuk mengingat jalan, karena kami tidak akan diantar pulang dengan mobil. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari hotel mungkin hanya sekitar satu kilometer.

Banyak sekali barang-barang yang dijajakan disana. Segala macam souvenir dijajakan. Baju kaos, gantungan kunci, sendal, dan lain-lain. Bentuknya juga macam-macam dan unik-unik. Harga nya pun cukup terhangkau. Banyak juga cewek-cewek cantik disana 😀 . Tapi yang paling cantik adalah seorang pedagang sandal yang menjajakan dagangannya di trotoar jalan. Manis sekali dia! Sampai-sampai kami yang cowok-cowok beberapa kali singgah hanya untuk memandang wajah nya. Ada juga pedagang lainnya yang manis, seorang cewek penjual bir! Tapi sayang dia tidak terlalu mengerti bahasa Inggris. Untung ada pelanggan lain yang memberitahukan dia apa yang kami katakan. 😉

Kurang lebih 2 sampai 3 jam kami disana.  Dan kami juga memanfaatkan nya untuk berfoto-foto. Saya pulangke hotel berdua dengan dua orang teman saya, Firman dan Iman. Meskipun khawatir dan sempat nyaris tersesat, akhirnya kami sampai juga di hotel. Tapi saya dan Firman mampir ke sebuah toko di seberang jalan dulu untuk membeli minuman ringan. 🙂

Ada kejadian lucu saat itu. Saat dua orang teman saya pulang dari pasar malam menuju hotel. Mereka tidak tau jalan pulang. Dan sempat tersesat. Seorang diantaranya menceritakan kalau teman yang satu kesulitan berjalan karena ada luka, dan mereka semakin tersesat dan tidak tahu arah. Mereka saling mengumpat satu sama lain, saling menyalahkan karena merasa semakin tersesat. Teman yang terluka ini merengek untuk pulang dengan naik angkot saja. Mereka akhirnya pulang dengan mengendarai angkot. Ternyata jarak nya sangat dekat. Hanya beberapa belokan saja. Mereka saling menyalahkan lagi. Celaka nya lagi, karena salah seorang diantara mereka tidak punya uang sama sekali! Dan dia ditahan oleh sopir angkot, yang satunya melarikan diri dan langsung ke hotel, karena sudah membayar ongkos angkot untuk dirinya sendiri. Untung saja ada seorang teman lain yang kebetulan berjalan keluar hotel yang mau meminjamkannya uang. :mrgreen:

Kami menghabiskan malam dengan bercanda-canda, saling mengganggu dengan kamar yang lain.

Bhumibol-Adulyadej
Raja Thailand

Oh iya, satu hal yang menarik di Thailand. Bahwa mereka sangat mengagumi dan menghormati raja mereka, Bhumibol Adulyadej. Fotonya terpajang hampir dimana-mana, disetiap jalan yang kami lalui selama di Thailand.

Share the Post
Rizqi Fahma
Rizqi Fahma

I read, I write, I bike, I swim, but I don't smoke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.